Berbicara soal batu akik yang sedang booming saat ini, tentu
tidak bisa dipisahkan dengan jenis batu akik Bacan. Batu akik jenis bacan
merupakan salah satu batu akik yang paling populer dan paling disukai oleh para
kolektor batu akik. Konon kabarnya batu akik jenis ini memiliki harga yang
begitu tinggi dan memiliki pesona tersendiri. Menurut
informasi harganya cukup mahal bisa bisa mencapai belasan hingga puluhan juta
rupiah , hmmm.. harga yang fantastis untuk hanya sekedar batu seperti ini.
Batu akik jenis bacan ini memiliki sejarah yang panjang
dalam pencantuman batu mulia di Indonesia. Sejak dulu sampai sekarang batu ini
sangat diminati oleh konsumen maupun para kolektor, baik para kolektor dari
dalam negeri maupun dari luar negeri. Untuk mengenal lebih dekat batu akik
bacan, kita hatus mengetahui lebih detail tentang batu bacan seperti sejarah
dan proses pengambilannya akan di paparkan dibawah ini:
1. Sejarah Batu Akik Bacan
Salah satu jenis batu mulia ini
berasal dari daerah Maluku Utara. Perlu Anda ketahui bahwa sebenarnya
nama ‘bacan’ bukan berasal dari nama daerah. Daerah penghasil batu bacan
sendiri yaitu Pulau Kasiruta. Asal mula nama ‘Bacan’ sendiri diambil dari nama
pulau tempat dimana diperdagangkannya batu akik tersebut. Banyak para kolektor
batu mulia dari luar negeri mulai berburu batu jenis ini pada sekitar tahun
1994, namun di Indonesia sendiri baru mulai populer pada sekitar tahun 2005.
Batu bacan merupakan batu perhiasan penting pada masa kesultanan Bacan,
Jailolo, Tidore dan Ternate. Batu Bacan merupakan batuan alterasi yang berasal
dari batuan beku dan vulkanik dengan mineral penyusunnya terdiri dari kuarsa,
krisokola, limonit, sedikit azurit dan pembawa tembaga dan besi.
2. Proses Pengambilan Batu Akik
Bacan
Batu yang hanya terdapat di
Indonesia ini, tepatnya di pulau Kasiruta, Halmahera Selatan, di tambang secara
tradisional, dengan menggali lubang di kaki pegunungan di tengah-tengah hutan
belantara, dengan galian paling tidak sedalam 10 meter bahkan
bisa lebih untuk membuat galian ini memerlukan waktu selama 1 hari. Para penambang hanya bermodalkan
palu dan lingis untuk memahat setiap dinding – dinding tebing dan sebuah
penerangan lampu di atas kepala. Para penambang
rela melewati medan/lokasi penambangan sangat sulit dan berbahaya. Apalagi pada
saat hujan turun para penambang harus berhati – hati karena medan/lokasi yang
di tempuh sangat licin yang dapat menyebabkan mereka tergelicir sewaktu –
waktu. Banyak jatuh korban yang meninggal dunia dalam pencarian batu bacan, hal
ini karena tertimpa pohon, tertimpa batu, kekurangan oksigen dan lain – lain .
Dengan
adanya kejadian seperti itu para pemilik pertambangan batu bacan seharusnya melindungi
para penambangnya dengan menerapkan SKK (Syarat – Syarat Keselamatan Kerja)
yang telah diatur dalam UU No.1 tahun 1970. Penambangan batu akik di Indonesia
sendiri sangat tidak sesuai dengan Tujuan SKK yang telah di tetapkan. Masih
banyak penambang batu akik yang menggunakan alat – alat yang sederhana untuk
mengambil batu akik , menggunakan penerangan seadanya dan juga tanpa meberikan
alat untuk perlindungan diri. Hal ini dapat membahayakan keselamatan para
penambang. Seharusnya para pemilik pertambangan batu akik menyiapkan peratan keselamatan
kerja sesuai dengan UU seperti Safety shoes untuk melindungi
kaki dari benda tajam dan mencegah untuk tergelincir, Safety helmet untuk melindungi kepala dari benda atau
batuan-batuan yang jatuh , Sunglasses
(Kacamata) untuk melindungi mata dari masuknya debu akibat proses
pencarian batu akik, Masker
+ ear plug untuk menutupi
hidung dari masuknya debu, dan yang terakhir menyiapkan Kotak P3K di setiap
lokasi pertambangan bertujuan jika terjadi kecelakaan yang bersifat kecil. Dengan
begitu, dapat sedikit mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan juga menciptakan
keamanan dan ketentraman bagi para penambang.
Berikut
adalah contoh penambangan batu akik di pulau Kasiruta :