Selasa, 02 Juni 2015

FILSAFAT ILMU

KEBENARAN MENJADI RUMIT TATKALA KETIDAKBENARAN MENJADI BENAR 

TEMA : PACARAN 



Istilah berpacaran kini tak asing lagi dikalangan orang dewasa maupun anak kecil. Anak kecil jaman sekarang sudah mengerti benar apa itu berpacaran, bahkan sudah melakukannya. Mulai dari anak SD sampai SMA sudah mengenal berpacaran dan sudah mulai melakukannya . Pacaran di kalangan anak muda jaman sekarang memiliki banyak sekali nama seperti LDR atau biasanya di sebut pacaran jarak jauh, Backstreet  atau pacaran sembunyi – sembunyi, Cinta monyet, php (pemberi harapan palsu) dan lain sebagainya . Tak hanya itu, dikalangan remaja saat ini banyak sekali yang melakukan pacaran hingga di luar batas. Entah bagaimana orang tuanya mendidik, atau anaknya memang yang tak bisa diatur atau mungkin karena terpengaruh media social dan penggunaannya yang salah .
Kata sebagian besar anak jaman sekarang sih seperti ini "Pacaran kalau tidak dengan nafsu mungkin sudah gak asyik lagi". Generasi muda jaman sekarang sudah terpengaruh oleh budaya barat yang mengkesampingkan norma dan agama . Mereka melakukannya tanpa berfikir kembali apa hukuman yang akan di dapatkan oleh mereka nantinya entah itu dari segi agama dan sosial. Apa yang mereka lakukan sudah melanggar norma dan etika yang berlaku di masyarakat . Masyarakat akan menilai perilaku pacaran itu sebagai perilaku yang asusila apalagi kalau yang melakukannya adalah anak di bawah umur . Bahkan yang lebih parahnya lagi kalau sampai terjadi hal hal yang tidak di inginkan yaitu hamil di luar nikah . Dan apakah hasil dari perbuatan mereka tersebut tidak berpengaruh pada kehidupannya ? Hasil yang di dapat malah menyusahkan diri mereka sendiri dan keluarganya . Keluarganya pasti akan merasa malu karena anaknya telah melakukan hal itu di luar nikah , jelas sudah itu menjadi aib keluarga yang nantinya akan mencemarkan nama baik keluarga itu sendiri . Keluarga pun biasanya akan di kucilkan di dalam masyarakat. Mereka sangat tak menghiraukan hal itu, ketika mereka bertemu dengan lawan jenisnya atau pacarnya sebagian besar dari mereka tetap akan melakukannya karena terpengaruh oleh hasutan setan dan hawa nafsunya sendiri. 
Masih ingatkah dengan sabda rasulullah ini : 
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Imam Ahmad).  

Biasanya anak muda jaman sekarang kalau berpacaran sukanya di tempat yang sepi , bergelap gelapan dan hanya ada mereka berdua saja dari situlah mungkin sebab itulah para anak remaja jaman sekarang kelewat batas dalam berpacaran. 

Pacaran Dalam Perspektif ISLAM
Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk :

Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalau tidak  terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajatdan lain-lain.

Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan saja, tapi kalau tidak terpenuhi manusia tidak  akan mati, cuman gelisah saja (tidak tenang) sampai terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah).

Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu:
  1. Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, dan lain-lain.
  2. Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah. 
  3. Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis. 
Pacaran dalam hukum islam memang sah sah saja dan ada batasannya , boleh kita berpacaran asal tidak melanggar batasan yang telah di tetapkan dalam ajaran islam . Namun anak jaman sekarang tak tahu apa saja batasan batasan itu sehingga mereka menghiraukannya begitu saja. Inilah batasan dalam berpacaran menurut hukum islam diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarah kepada perbuatan zina, Di antara perbuatan tersebut seperti berdua - duaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya . 
  2. Tidak menyentuh perempuan yang buakn muhrimnya karena sudah ada hukum nya di islam 
  3. Tidak berduaan denggan lawan jenis yang bukan mukhrimnya karena mengakibatkan munculnya hawa nafsu .
  4. Harus menjaga mata atau pandangan kita ke pandangan yang mengarah pada timbulnya hawa nafsu. Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina 
  5. Menutup aurat sangat diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga auratnya dan di larang memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya kecuali untuk suaminya. Dalam hadis di katakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak, memakai make up dan sebagainya setiap langkahnya di kutuk oleh para malaikat, dan setiap laki laki yang memandangnya sama dengan berzina mata dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga , apalagi  masuk surga , seperti juga yang telah di jelaskan di dalam al quran ini :

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31).

Dan juga sabda Nabi:
"Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR. Thabrany).

Namun pada kenyataannya , PACARAN JADI HARAM KETIKA:
Kita mengingat kembali bahwa pacaran merupakan wadah antara dua insan yang sedang kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan bebas  (seks).
Dalam agama islam sudah jelas menyatakan bahwa :
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)

Dan dalil islam pun sudah mengatakan bahwa :
"Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya."
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

"Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya."
(HR. Imam Bukhari Muslim)

BAGAIMANA CARANYA AGAR MANUSIA BISA TETAP PACARAN SESUAI DENGAN ANJURAN ISLAM?
Dalam agama islam memang tidak mengenal pacaran sebelum menikah, yang diperbolehkan adalah berta’aruf. Apa sih yang di maksud dengan ta’aruf itu ?? Ta’aruf dalam bahasa Indonesia berarti perkenalan yang sama sekali berbeda dengan arti atau makna pacaran. Ta’aruf adalah proses mengenal antara dua manusia sebelum menuju ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa ta’aruf itu sama seperti pacaran , Kalau ada yang mengatakan ta'aruf itu pacaran, bisa dikatakan hal tersebut hanyalah modus pacaran yang berkedok syariah tetapi secara substantif bukan sebagai ta'aruf. Dalam hal ini, ta’aruf diartikan sebagai langkah untuk mengenal calon pasangan kita agar tidak salah dalam memilihnya. Tentu ada batasannya. Adapun batasan-batasan ta’aruf dalam Islam, antara lain:
1.      ta’aruf harus didampingi oleh mahramnya.
2.      diperbolehkan melihat wajahnya.
3.      tidak boleh adanya sentuhan dari kedua belah pihak karena belum menjadi mahromnya.
4.      diperbolehkan menanyakan hal-hal yang dianggap penting bagi masa depan keduanya agar tidak menyesal  ke depannya.

Dengan adanya batasan ta’aruf dalam Islam tersebut, jelas bisa disimpulkan bahwa ta’aruf dan pacaran adalah dua persepsi yang sangat berbeda. Sementara saat ini sudah bisa dilihat, pacaran yang dilakukan generasi muda sudah kelewat batas dan tidak sesuai dengan syariat Islam. Untuk menghindari adanya fitnah, sebaiknya ta’aruf dilanjutkan dengan pertunangan, karena dengan begitu sudah jelas akan adanya niatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan matang . Hal tersebut juga bertujuan agar tidak merugikan salah satu pihak.

Setelah adanya ikatan pertunangan, maka tidak ada menyakiti orang lain yang berniat ingin mengkhitobahnya (melamarnya) , karena sudah ada yang "buka pintu" duluan. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 3 yang artinya:
“Nikahilah wanita yang kamu sukai”

Seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: 
"Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."
(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).

Perintah Al Quran tersebut sudah jelas bahwa ada perbedaan antara ta’aruf dengan pacaran. Tidak ada alasan lagi untuk menghalalkan pacaran, karena sudah jelas dalilnya.  Dan dapat di simpulkan juga bahwa ta’aruf itu bukan cara pacaran yang islami, ta’aruf itu di lakukan untuk jenjang yang lebih mendalam yaitu pernikahan .  maka jika ada yang bilang ta’aruf sama dengan pacaran hal tersebut tidak benar dan hanya sebagai modus pacaran syariah saja. Dengan begitu, tidak ada yang mencari-cari legitimasi bahwa pacaran itu dibenarkan syariat Islam mengingat pacaran jaman sekarang ini sudah jauh dari nilai-nilai moralitas bangsa dan jauh dari nilai yang diajarkan syariat Islam.   

KESIMPULAN :
Pacaran itu sebenarnya tidak boleh di lakukan menurut syariat islam . Di dalam islam tidak membenarkan adanya pacaran namun islam menganjurkan untuk melakukan ta’aruf yaitu perkenalan antara dua insan yang hanya ingin serius untuk melakukan ke jenjang pernikahan . Ta’aruf juga terdapat  batasan batasan yang harus di perhatikan sebelum melakukannya .  Sebagai generasi muda kita harus menjaga etika dan pergaulan kita jangan sampai kita melakukan hal – hal yang di luar batas  karena nanti akan merusak generasi - generasi selanjutnya dan akan merugikan dirinya sendiri . Gunakanlah teknologi sebagaimana mestinya , ambil manfaat dari adanya teknologi . Teknologi yang sudah ada jangan di salah gunakan untuk kepentingan yang tidak benar.  Jika melakukan pacaran setidaknya para generasi muda memiliki batasan – batasan yang telah di tentukan dalam syariat islam dan tidak sampai melakukan zina. Dan alangkah lebih baiknya lagi kalau kita hanya berteman saja bukan teman tapi mesra lho yaa . hehehe .
Terima kasih semoga bermanfaat :) 

REFERENSI :
Yanuarita, Rizky,  dkk. 2014.  Ta’aruf itu bukan pacaran. (http://www.islamcendekia.com/2014/09/taaruf-itu-bukan-pacaran.html) di akses pada 29 Mei 2015 pukul 10.00
Risda. 2011. Pacaran itu harusnya bagaimana. (http://risda1002.blogdetik.com/?p=18) ) di akses pada 29 Mei 2015 pukul 10.20
Tanpa nama. 2015. Pacaran dalam islam. (http://beritaislamimasakini.com/pacaran-dalam-islam.html) ) di akses pada 29 Mei 2015 pukul 11.00
Rudi, Candra. 2012.  Pandangan agama islam tentang pacaran. (http://goresanzaman.blogspot.com/2012/11/pandangan-agama-islam-tentang-pacaran.html) ) di akses pada 30 Mei 2015 pukul 12.00
Tanpa nama. 2014.  Pacaran Yang Baik Menurut Agama Islam. (http://duniajilbabindonesia.blogspot.com/2014/11/pacaran-yang-baik-menurut-agama-islam.html) di akses pada 30 Mei 2015 pukul 12.30
Tanpa nama. 2013. Pilih ta'aruf atau pacaran. (http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/pilih-taaruf-atau-pacaran.html) di akses pada 30 Mei 2015 pukul 13.00